JAKARTA, KOMPAS.com — Tim
Peneliti Bencana Katastropik Purba
menduga kuat adanya bangunan
piramida di situs Gunung Padang di
Kabupaten Cianjur dan Gunung
Sadahurip di Kabupaten Garut, Jawa
Barat. Dugaan itu mengundang
kontroversi para ahli arkeologi dan
geologi yang selama ini meneliti situs-
situs geologi dan peninggalan
arkeologi.

Menurut salah satu anggota Tim
Peneliti Bencana Katastropik Purba,
Danny Hilman, mereka mengebor
hingga sedalam 20 meter di Gunung
Padang, tak jauh dari situs megalitikum, dan menemukan tiga
rongga di badan gunung. Satu dari
ketiga ruangan itu berukuran 10
meter x 20 meter. Posisi ketiga
ruangan bertingkat.

Hasil penelitian itu dipaparkan di
Kantor Sekretariat Kabinet, Selasa
(7/2/2012). ”Selama ini para ahli
arkeologi hanya meneliti situs
megalitikum di lapisan atas. Belum
banyak meneliti ke bagian lebih
dalam,” kata Danny.

Menurut dia, para peneliti terdahulu
menganggap temuan di Gunung
Padang hanya situs megalitikum
biasa. Hasil pengeboran tim
menemukan lapisan dasar fondasi
bangunan berumur 4700 SM. Lebih
tua dari piramida Giza di Mesir yang
berusia 3500 SM.

Andang Bachtiar, yang juga anggota
Tim Peneliti Bencana Katastropik
Purba, mengatakan, pengeboran
menemukan lapisan pasir. ”Kami
mencari apakah lapisan itu bagian
teknologi antigempa,” tuturnya.
Belum lagi ada klarifikasi tentang
keberadaan piramida, tim juga
menduga ada piramida di Gunung
Sadahurip. Tim juga mengamati
bentuk fisik kedua gunung itu mirip
piramida.

Penemuan di situs Sadahurip dan
Padang diklaim sebagian temuan Tim
Bencana Katastropik Purba yang
dibentuk Staf Khusus Presiden
Bidang Bantuan Sosial dan Bencana
Alam, Andi Arief. Tim beranggota
sembilan orang dari berbagai disiplin
ilmu, seperti geologi, geofisika,
paleotsunami (ilmu tsunami purba),
paleosedimentasi, geodinamika,
arkeolog, filolog (ahli naskah kuno),
dan antropolog.

Tim ini juga meneliti beberapa situs di
tempat lain. Tujuannya untuk
memahami apa ada kejadian alam
hebat sehingga menghancurkan
peradaban manusia waktu itu.
Penelitian akan dilanjutkan 2,5 tahun
ke depan melalui pendekatan riset,
survei, manuskrip kuno, dan lain-lain.

Bantahan

Beberapa geolog dan arkeolog menampik adanya bangunan piramida di kedua gunung itu. Sutikno Bronto, geolog yang mendalami gunung api purba, mengatakan,kedua gunung itu ”hanya” gunung api purba. Bukan gundukan tanah berisi piramida.

Ciri-ciri lokasi gunung purba, lanjut
Sutikno, adalah batuan penyusunnya
merupakan hasil aktivitas gunung
berapi setempat. Usia gunung api
purba Padang lebih dari 2 juta tahun,
sedangkan Sadahurip ribuan tahun.

Geolog dari BP Migas, Awang Harun
Satyana, mengatakan, Indonesia
mengenal bentuk piramida, yakni
punden berundak. Untuk membuktikan ada tidaknya piramida di Sadahurip dan Padang, diperlukan penelitian secara menyeluruh. (IND/CHE)

0 comments